Satu Orang Polisi Tewas, Agus Anak Rumahan dan Dikenal Pendiam
Losresultados.info – Agus Sujatno yang disebut-sebut sebagai pelaku peledakan bom di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat dikenal pendiam sejak remaja. Teman kecil Agus bernama Seno. Seno yang mengenal Agus Sujatno sedari kecil mengatakan bahwa pria kelahiran tahun 1988 itu memang sudah sedari kecil tinggal di RW 11, Desa Cibangkong, Batununggal, Bandung, Jawa Barat. Hingga SMA, Agus Sujatno tinggal bersama kakek dan ibunya di rumah tersebut. Sementara ayah Agus Sujatno sudah bercerai dengan ibunya.
Menurut Seno, saat kecil Agus Sujatno termasuk sosok anak yang pendiam. Biasanya, ia hanya bergaul dan keluar rumah seperlunya saja. Agus Sujatno remaja disebut lebih suka berada di dalam rumah.
“Gaul tapi seperlunya sama sebayanya biasa saja kebanyakan banyak di dalam,” kata Seno, Rabu(7/12).
Kemudian kata Seno, saat lulus SMA, Agus Sujatno sudah jarang pulang ke rumah tersebut. Ia hanya tahu bahwa pemuda tersebut bekerja sebagai penjaga warnet (warung internet). Ketika itu, Agus Sujatno sudah tidak tinggal lagi di rumah tersebut. Pria tersebut hanya sesekali pulang ke rumah.
Terakhir, Agus Sujatno pulang ke rumah saat lebaran 1443 H pada bulan Mei 2022 lalu. Seno mengaku tidak terlalu kenal sosok Agus usai lulus SMA. Tetangga saja baru mengetahui Agus sudah menikah lantaran pernah pulang ke rumah membawa anaknya.
Padahal, tetangga tidak pernah tahu kapan Agus menikah dan menikah dengan siapa. Sementara untuk sosok Kakek dan ibu Agus Sujatno cukup terbuka dengan tetangga. Kakek dan ibu Agus juga dikenal sebagai sosok yang ramah terhadap tetangga.
Bom Panci
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan pelaku bom bunuh diri di Bandung bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim. Agus, kata Kapolri, merupakan mantan narapidana yang mendekam di LP Nusakambangan terkait kasus bom Cicendo, Jawa Barat.
Ia sebelumnya telah menjalani masa tahanan selama empat tahun di Nusakambangan. Data kepolisian menyebutkan Agus bebas dari penjara pada September 2021. Ia juga disebut-sebut pandai merakit bom.
“Dari hasil pemeriksaan sidik jari dan juga kita lihat dan face recognition, identik pelaku Agus Sujatno atau Agus Muslim. Yang bersangkutan pernah ditangkap atas kasus Bom Cicendo dan sempat dihukum empat tahun dan di bulan September-Oktober 2021 dia bebas,” ujar Kapolri.
Agus Sujatno lanjut Kapolri termasuk mantan napi yang sulit dilakukan deradikalisasi. Sehingga perlu upaya yang lebih untuk dapat menyadarkannya.
“Artinya dalam tanda kutip masuk kelompok masih merah,” ujar Kapolri.
Selain itu, Kapolri juga menyebut untuk proses deradikalisasi pada Agus ini diperlukan taktik yang berbeda. Pasalnya Agus masih susah untuk diajak berbicara dan cenderung menghindar.
“Maka proses deradikalisasi perlu teknik dan taktik berbeda karena yang bersangkutan masih susah diajak bicara, cenderung menghindar, walaupun sudah melaksanakan aktivitas,” jelas Listyo.
Mantan Kabareskrim ini juga menyebut Agus Sujatno terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung atau Jawa Barat.
“Yang bisa saya jelaskan bahwa pelaku terafiliasi dengan kelompok JAD Bandung atau JAD Jawa Barat,” kata Kapolri.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat bergerak sendiri alias lone wolf. Hal ini berdasarkan hasil penyelidikan sementara yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait.
“Sementara iya, itu sementara iya lone wolf,” ujar Kepala BNPT Boy Rafli.
Meski begitu, Boy menyebut pihaknya masih mendalami terkait masuk jaringan terorisme apa pelaku yang menyerang Polsek Astana Anyar tersebut.
“Tapi penyelidikannya adalah siapa yang membantu dia, gitu,” katanya.
Jika dilihat dari modus operandi penyerangan yang dilakukan, Boy menduga, bom bunuh diri itu ada kaitannya dengan jaringan terorisme Jemaah Islamyiah (JI) atau Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Meski demikian, penyelidikan lebih lanjut masih perlu dilakukan guna memastikan hal tersebut.
“Kita belum bisa mastikan. Tapi ini kan karakter-karakter yang selama ini misi-misi umumnya apakah JAD, JI, dengan cara-cara modus operandi seperti ini. Jadi tentu perlu data lebih lanjut untuk kita simpulkan ke arah sana,” terang Boy Rafli.
Polsek Astana Anyar, Kota Bandung menjadi sasaran teror bom yang dilakukan orang tak dikenal, Rabu (7/12) pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Ketika itu di dalam Mapolsek sedang dilakukan apel pagi.
“Polsek Astana Anyar sedang apel, satu orang laki-laki, masuk ke polsek mengacungkan senjata tajam, menerobos barisan apel, anggota menghindar, dan terjadi ledakan, pelaku membawa bom. Diduga bom bunuh diri, pelaku meninggal dunia,” ujar Kapolrestabes Bandung Kombes pol Aswin Sipayung.
Pelaku penyerangan Bom Polsek Astana Anyar itu diduga menggunakan sepeda motor bebek warna biru yang terparkir di depan Polsek. Dalam sepeda motor pelaku, terdapat kertas putih bertuliskan KUHP-Hukum, Kafir/Syirik Perangi para penegak hukum setan.
Adapun kondisi pelaku penyerangan bom ke Polsek ini diketahui meninggal di tempat dengan kondisi tubuhnya terbagi ke dalam beberapa bagian dan saat ini sudah dievakuasi ke RS Imanuel Bandung.
Seorang warga yang berprofesi sebagai mekanik helm bernama Rahmat mengatakan ia mendengar sangat keras suara ledakan di Mapolesk Astana Anyar. Rahmat saat itu baru saja membuka toko tempatnya bekerja yang lokasinya persis berada di seberang Kantor Polsek Astana Anyar.
“Kurang lebih jam 08.00 itu suaranya kencang banget,” ujarnya.
Ia sudah mengira kalau suara ledakan yang didengarnya berasal dari bom. Karena lanjut Rahmat suara ledakannya sangat kencang. Saat itu ia juga melihat asap putih mengepul dari dalam kantor Polsek Astana Anyar.
“Jadi setelah itu ada asap putih mengepul,” ujarnya.
Sontak tidak lama setelah itu banyak warga berlarian justru bukan menghindari lokasi tetapi mendekat.
“Banyak warga yang berlarian tapi malah mendekat penasaran,” ujarnya.
Tidak lama setelah kejadian kata Rahmat ia dan beberapa pegawai kemudian diminta untuk menutup lagi toko yang sebelumnya sudah dibuka. Alasan polisi saat itu untuk menghindari kemungkinan aksi teror lanjutan dan proses sterilisasi.
“Jadi itu toko pada disuruh tutup semua sama polisi, buat sterilisasi,”ujar Rahmat.
Polisi Meninggal
Satu anggota polisi bernama Aiptu Sopyan meninggal dunia dalam serangan bom bunuh diri tersebut. Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana mengatakan, total ada 11 orang yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Dari 11 korban, 10 di antaranya anggota Polisi dan satu orang warga sipil.
“11 orang jadi korban, terdiri dari 10 anggota polisi dan satu orang anggota meninggal dunia atas nama Aiptu Sopyan, 9 masih dalam luka-luka, akibat serpihan dari ledakan tersebut,” ujar Suntana di lokasi kejadian.
Sementara warga sipil yang menjadi korban diketahui bernama Nurhasanah. Korban diketahui sedang berjalan di depan Polsek saat bom bunuh diri itu meledak. Dikatakan Suntana, saat ini kondisi di area Polsek sudah kondusif setelah dilakukan sterilisasi oleh tim gegana dan Brimob Polda Jabar.
“Mako Polsek Astana Anyar dalam keadaan clear dan tidak ada lagi bahan peledak yang dikhawatirkan akan meledak,” katanya.