Gempa Terkini! Tapanuli Utara 4 Kali Diguncang Gempa dengan Magnitudo 6.0 SR Tidak Berpotensi Tsunami, 1 Korban Meninggal Dunia
Losresultados.info – Gempa dengan Magnitudo 6,0 terjadi di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Pada Sabtu (01/10/2022) sekitar pukul 02.28 WIB. Pusat gempa berada di darat sekitar 15 Kilometer barat laut Tapanuli Utara. BMKG Medan menyebutkan gempa tersebut berpusat di bagian darat dan tidak berpotensi Tsunami.
“Pusat gempa berada di darat 15 km barat laut Tapanuli Utara,” tulis BMKG melalui akun Twitter resminya, Sabtu (01/10/2022).
Gempa terjadi pada pukul 02.28 WIB. Gempa ada pada kedalaman 10 Kilometer. Episenter gempa terletak pada Titik Koordinat 2,13 Lintang Utara (LU) dan 98,89 Bujur Timur (BT). Gempa dirasakan pada skala MMI VI di Tarutung, skala MMI IV di Singkil, V di Sipahutar, III di Tapaktuan, dan III di Gunung Sitoli.
Tak berselang lama, gempa kembali terjadi dengan kekuatan 5,1 Magnitudo. Tepatnya pada pukul 02.50 WIB. Gempa berlokasi di titik 4 km timur laut Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Dengan kedalaman gempa 10 km.
Gempa ketiga bermagnitudo 5,0 terjadi pukul 03.37 WIB, berada di 1 km timur laut Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Gempa yang keempat pada pukul 04.03 WIB mengguncang wilayah Tapanuli Utara Kembali. Gempa tersebut bermagnitudo 3’9 yang dirasakan hingga skla MMI III di Silangit.
BMKG menghimbau dan meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap gempa bumi susulan yang masih mungkin terjadi dan tidak terpengaruh oleh isu yang terpengaruh oleh isu yang tidak dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. BMKG juga menyebut adanya 24 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 5,1 dan terkecil 2,5 sr dalam monitoring hingga pukul 04.05 WIB.
Skala Gempa dalam MMI
- MMI I-II : Tidak dirasakan tetapi hanya dirasakan oleh beberapa orang tetapi terekam oleh alat.
- MMI III-V : Dirasakan oleh banyak orang tetapi tidak menimbulkan kerusakan. Benda- benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar.
- MMI VI : Bagian Non Struktur bangunan mengalami kerusakan ringan, seperti retak pada dinding, genteng bergeser kebawah hingga ada yang sampai berjatuhan.
- MMI VII-VIII : Banyak retakan yang terjadi pada dinding bangunan sederhana, sebagian roboh, kaca pecah, sebagian plester dinding pecah, dan hampir semua bagian genteng berjatuhan kebawah. Struktur bangunan mengalami kerusakan ringan sampai kerusakan sedang.
- MMI IX-XII : Sebagian besar dinding bangunan permanen roboh. Struktur bangunan mengalami kerusakan berat. Rel kereta api sampai melengkung.
Menurut data sementara pemerintah daerah telah menyebabkan satu orang meninggal dan sembilan lainnya terluka, serta mengakibatkan sejumlah rumah rusak.
“Hingga saat ini dilaporkan satu warga meninggal dunia, sembilan orang luka,” kata Indra Sahat Hottua Simaremare Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Utara.
Menurut dia, tujuh warga yang terluka menjalani perawatan di RSUD Tarutung dan dua orang lainnya sirawat di Puskesmas. Ia juga mengatakan bahwa gempa bumi yang terjadi memicu terjadinya kebakaran di Pasar Sarulla, Kecamatan Pahae Jae.
“Sebanyak 18 kios hangus terbakar dan sejumlah rumah warga serta fasilitas umum mengalami kerusakan,” ucapnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa yang melanda bagian wilayah Tapanuli Utara terjadi akibat aktivitas sesar besar Sumatera segmen Renun.
“Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar besar Sumatera segmen Renun,” kata Daryono Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.
“Sejak gempa pertama kurang lebih pukul 02.30 WIB, hingga saat ini dilaksanakan proses evakuasi maupun penanganan, penyelamatan dan pengobatan terhadap korban-korban akibat gempa,” kata Kapolres Tapanuli Utara AKBP Johanson Sianturi.
“Data yang kami himpun hingga pukul 04.30 WIB, satu orang meninggal dunia dan enam orang luka-luka, baik berat atau ringan,” imbuhnya.
Data tersebut, diperoleh dari korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung.
“Ada yang luka berat seperti harus dijahit, lalu patah kaki serta ada pula yang luka ringan,” urainya.
“Pada saat terjadi gempa berupaya menyelamatkan diri, namun karena yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit jantung, maka pada saat berupaya melarikan diri tersebut, yang bersangkutan terkena serangan jantung,” paparnya.
Johanson mengungkapkan, korban meninggal dunia atas nama Leo Sihombing berusia 62 tahun. Leo sihombing dinyatakan meninggal dunia saat tiba di RSUD Tarutung.